I. BATASAN
Keteraturan tanaman dalam posisi maupun kerapatan tiap hektar sangat diperlukan untuk memudahkan pengelolaan tanaman, terutama dalam hal pemanenan, pemeliharaan dan perlakuan teknis argonomisnya. Pada areal bebukit dengan kemiringan dan panjang lereng yang bervariasi diperlukan sistematika khusus agar diperoleh keteraturan tersebut.
Dengan riset mencobakan sistem penanaman menurut kontur yang memodifikasi dari sistem IRHO, diaral kebun kandista sari seluas 10 Ha, hasil uji coba pada areal bergelombang dengan kewmiringan rata-rata 30-60% seluas 10 Ha diperoleh kerapatan rata-rata : 135.4 pohon/Ha. Bagaimana pembukaan areal baru menunjukan bahwa ketidakaturan letak tanaman pada areal berbukut, baru akan menunjukan kesulitan apabila produksi mulai meningkat (umur > 7 tahun). Karena pada saat penanaman, cara penanaman yang tepat sering disesuaikan terutama apabila areal yang harus dibuka cukup luas.
Diharapkan pedoman ini dapat membakukan cara penanaman pada areal berlereng yang selama ini masih berbeda beda antara satu kebun dengan kebun lainnya.
Ketentuan umum.
Cara ini digunakan untuk :
- Kemiringan lereng rata-rata lebih dari 20 derajat atau 36%.
- Posisi tanaman mengikuti garis kontur.
- Kerapatan populasi 136 pohon/Ha.
- Jarak antar kontur atau teras minimum 6 m dan maksimum 12 m.
- Modifikasi dapat dilakukan sesuai kondisi dilapangan.
Prinsip.
Jika populasi tanaman diusahakan atau ditetapkan rata-rata 136 pohon/Ha,maka :
Cakupan areal rata-rata bagi tiap tanaman :
10.000 +- 73,5 m2
136
- Setara dengan jarak tanam : 8 m x 9,2 m pada areal datar.
Karena bentuk areal tidak datar yang dipakai sebagai pedoman adalah luas areal tiap pokok harus tetap yaitu : +/- 73,5 m2. Jarak kontur bervariasi sesuai dengan kemiringan lereng sehingga jarak tanaman juga bervariasi.Luas cakupan areal untuk tiap tanam kira-kira berbentuk mendekati jajaran genjang dengan jarak tinggi adalah jarak kontur dan alas jajaran genjang merupakan jarak antar tanamaqn dalam kontur. : Luas cakupan tanaman = luas jajaran genjang = alas x tinggi.
A. Memancang
1. Persiapan
- Pemancangan dilakukan setelah selesai pembukaan lahan
- Norma kebutuhan tenaga : 6 HK/ha
- Pedoman arah barisan adalah U- S
Pemancangan dilakukan sesuai dengan jarak tanamnya (sistim segi tiga samasisi) . Jarak antar barisan tanaman dan jumlah populasi per ha dilihat
Jarak Antar Barisan Dan Populasi
Jarak Tanam
( m )
|
Jarak Antar Barisan
( m )
|
Jumlah Pohon/ ha
|
Keterangan ( Untuk Menanam Bahan Tanaman )
|
9,0
|
7,80
|
143
|
Berpelepah pendek
|
9,4
|
8,14
|
130
|
Batang besar, pelepah panjang
|
9,5
|
8,22
|
128
|
Batang besar, pelepah panjang
|
- Jarak antar barisan = 0,86 x jarak tanam.
- Bahan / alat pancang : pancang tanaman dibuat dari bambu kecil panjang 1 meter, pancang kepala panjang 2,5 m di cat bagian atasnya.
- Kawat diameter 2 – 3 mm sebanyak 2 utas masing – masing sepanjang 100 M Tiap – tiap kawat diberi tanda sebagai berikut.
- Kawat I : Diberi tanda tiap jarak tanam ( cnth 9 m ); ujung ditambah 4,5 meter untuk mengukur jarak pancang hidup & mati.
- Kawat II : Diberi tanda jarak baris yaitu tiap 7,8 m.
2. Cara memancang
a. Pada Areal Datar
- Dimulai dari luasan 1 ha terlebih dahulu ( pancang hektaran ) ukuran 100 x 100 m. Contoh : Jarak tanam 9,0 segitiga samasisi ( 9 x 7,80 m )
- Tentukan titik awal A berjarak 1.95 M (1/4 X7.80 M ) dan 2.25 m (1/4 x9.0 m ) dari pinggir areal dengan pancang kepala. Titik A sebagai awal pancang hidup.
- Kawat I ; direntangkan U – S secara lurus dari titik A. Pada tiap titik 9 m ditancapkan pancang kepala. Perentangan dibantu dengan kompas.
- Kawat II ; direntangkan arah Barat – Timur. Pada tiap jarak antar baris 7,8 m ditancapkan pancang kepala No ganjil pancang hidup , no genap pancangan mati.
- Kemudian kawat I digeser sejauh 7,8 m sejajar dengan barisan ke arah Barat / Timur . Tancapkan pancang pada 4,5 ( pancang mati ) dari B 1 kemudian tiap 9 meter.
- Kawat I digeser lagi pada posisi B2 pada tanda pancangan hidup 9 meter. Buat seterusnya sampai 10 barisan.
- Pada saat menanamkan pancang harus selalu dilihat lurus kesemua jurusan ( mata lima).
- Bila pemancangan pada areal 1 ha ini sudah selesai maka dapat dilanjutkan untuk memancang seluruh areal
Tim pemancang ; 1 tim terdiri dari atas 5 orang :
- Peneropong 1 orang
- Penarik tali 2 orang
- Pemancang 1 orang .
- Pembawa pancang 1 orang
b. Pada Areal Miring Teras Kontur
- Jarak kontur; seperti telah disampaikan pada "Pembukaan Areal"
- Titik tanam dalam barisan kontur diusahakan sama dengan jarak tanam sistim segi tiga sama sisi.
B. Kacangan Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah.
Tanaman penutup tanah berperan:
- menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah,
- menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh.
- melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah. Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.
Tumbuhan atau tanaman yang sesuai untuk digunakan sebagai penutup tanah dan digunakan dalam sistem pergiliran tanaman harus memenuhi syarat-syarat (Osche et al, 1961):
- mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji,
- mempunyai sistem perakaran yang tidak menimbulkan kompetisi berat bagi tanaman pokok, tetapi mempunyai sifat pengikat tanah yang baik dan tidak mensyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi,
- tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun,
- toleransi terhadap pemangkasan,
- resisten terhadap gulma, penyakit dan kekeringan,
- mampu menekan pertumbuhan gulma,
- mudah diberantas jika tanah akan digunakan untuk penanaman tanaman semusim atau tanaman pokok lainnya,
- sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah, dan
- tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan sulur-sulur yang membelit.
1. Jenis – jenis kacangan :
- Pueraria javanica ( PJ )
- Centrocema pubescens ( CP )
- Calopogonium mucunoides ( CM )
- Calopogonium caeruleum ( CC )
- Peuraria phaseoloides ( PP )
Umumnya digunakan secara campuran ; perbandingan campuran untuk kebutuhan per ha sbb :
- 3 kg PJ + 5 kg CM = 8 kg
- 3 kg PJ + 3 kg CM + 4 kg CP = 10 kg
- 3 kg PJ +5 kg CM stek CC 1250 polibag
- 1 kg CC + 3 kg PJ = 4 kg
- 3 kg PJ + 8 kg CP =11 kg
- 1 kg CC + 8 kg CP = 9 kg
- 2 kg PJ + 1 kg CP + 2 kg CM = 5 kg
2. Penanaman Kacangan
- Benih kacangan dionokulasi dengan Rhyzobium. Tiap 10 – 15 kg benih + air 250 cc + 1 bungkus rhyzobium, diaduk rata di tempat teduh dan dikering anginkan. Norma kerja 4 – 6 hk/ha.
- Kacangan ditanam pada jalur / larikan yaitu didalam gawangan. Arah sejajar dengan baris U – S. Waktu menanam kacangan dicampur pupuk RP 10-15 kg/ha.
- Penanaman dengan cara campuran atau tiap larikan hanya terdiri dari 1 jenis kacangan saja. Larikan dibuat paliran ataupun ditugal tiap jarak 15 cm.
- Pemupukan larikan 125 kg RP/ha.
- Secara normal diperlukan waktu 4-6 bln agar kacangan 100 % menutup areal.
C. Lubang Tanam
- Dibuat ± 1 minggu sebelum tanam.
- Ukuran lubang 60 x 40 x 60 cm (lebar atas,bawah dan kedalaman )
- Prestasi kerja 20 – 30 st/HK.
- Cara membuat lubang :
- Dibuat garis dengan cangkul 60 x 60 cm (bujur sangkar) pada permukaan tanah titik pusatnya pancang yang sudah ada.
- Kemudian tanah digali ukuran 60 x 40 x 60 cm
- Untuk memperoleh ukuran yang tepat dibantu dengan mal/pola dari kayu dan papan
- Lapisan atas tanah galian dipisahkan dengan lapisan yang bawah.
- Selesai membuat lubang pancang dikembalikan ke tempat semula.
D. Persiapan Bibit
- umur bibit adalah 9 – 12 bulan di pembibitan utama.
- 1 – 2 minggu sebelum tanaman bibit diputar terlebih dahulu untuk melepaskan akar yang sudah masuk ke tanah. Kebutuhan norma 100 bbt/HK
- Lakukan seleksi tahap akhir sesuai dengan pedoman/standar. Kebutuhan norma 100 bbt/HK
- Kumpulkan bibit sehat dan normal tiap 100 – 200 bibit.
- Untuk bibit tua daunnya dipangkas dengan ketinggian 1 – 1,5 m dari pangkal pelepah, bentuk kerucut dengan kemiringan 30 – 45ยบ
- Untuk seluruh perluasan, konversi dan peremajaan hanya dibenarkan menanam bibit minimal berumur 6-8bulan dalam kantong plastik besar atau 10-12 bulan terhitung dari sejak ditanam baby bags.
- Untuk sisipan hanya dibenarkan pemakaian bibit yang berumur lebih tua, yakni minimum berumur 12 bulan dalam kantong besar atau 16-17 bulan sejak ditanam dalam babybags.
- Pada pagi hari sebelum diangkat kelapangan, bibit harus disiram berat dengan air dan diberi dan diberi Temik 10 gr per polybag.
- Selama pengangkutan, baik dari bibitan ke alat transport maupun dan yang terakhir ini kelapangan, bibitan jangan sekali-kali dipegang pada lehernya melainnkan harus diangkat pada dasar kantong.
E. Pengangkutan
Persiapan penanaman dilapangan perlu dilakukan dengan membentuk beberapa tim yang terpisah untuk melakuakan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
- Pemuatan bibit keatas kendaraan (dipembibitan).
- Pembongkaran bibit pada setiap rintis yang ditentukan.
- Pengeceran (pendistribusian) bibit ketitik tanam.
- Pembuiatan lubang tanam dan pemberian pupuk dasar.
- Penanaman kelapa sawit.
Penanaman kelapa sawit pada areal seluas 2.000 ha dilakukan dalam 5 bulan atau 125 hari bekerja (seratus hari efektif atau 20 ha/hari). Penanaman seluas 20 ha/hari memerlukan sarana transportasi bibit, berupa 7 unit truk dengan kapasitas angkut 100 bibit/trip yang beroperasi minimum 4 trip/hari.
Asisten (staf) yang bertanggung jawab terhadap penanaman dilapangan harus membuat tanda-tanda dimana lokasi pembongkaran bibit. Lokasi pembongkaran ini dibuat pada ujung setiap rintis dan harus jelas berapa jumlah bibit yang diturunkan pada setiap titik pmbongkaran.
Diperlukan 2-3 orang tenaga kerja untuk membongkar bibit, yaitu 1 orang dikendaraan dan 1-2 orang menyusun bibit ditanah. Setiap pengiriman bibit kelapangan sudah termasuk pengiriman pupuk pospat (Rp atau TSP) dan CRF Meister dalam kantong-kantong yang diikatkan pada setiap bibit. Dosis rekomondasi untuk pemupukan lubang tanam ini yaitu 125 g TSP/bibit dan 300 g Meister/bibit.
Pengeceran bibit dari lokasi pembongkaran ketitik tanam dapat mencapai 125 bibit/HK. Dengan jarak pengangkutan bibit kedalam blok maksimum 150 m (atau 300 m pulang pergi) ditambah dengan 10-15% waktu untuk meloncati batng-batng melintang maka rata-rata jarak yang ditempuh untuk pengeceran setiap bibit sekitar 195 m. Jika setiap tukang ecer bibit membawa 1 bibit dengan kecepatan jalan 3-4 km/jam maka dalam satu hari kerja (7jam) dapat diecer sekitar 125 bibit/HK, untuk memgecer 2.720 bibit (20 ha) per hari, dibutuhkan 22 orang. Pembongkaran dan pengeceran bibit ke dalam blok perlu diawasi oleh seorang mandor. Selam pengangkutan dan pengeceran kedalam blok, bibit harus diangkat pada dasar kantongnya.
Pengangkutan harus dilakukan pada bola tanahnya secara hati-hati agar tidak terjadi kerusakan bibit. Pengangkatan sebaiknya tidak dilakukan pada leher akarnya karena bisa menyebabkan bibit ”patah pinggang”. Bibit harus diangkat dalam keadaan berdiri dan bagian bawah ditopang dengan bahu. Saat meletakan bibit di sisi lubang, harus dilakukan dengan hati-hati dan jangan dibanting.
Persyaratan umum
- Pagi hari sebelum diangkat ke lapangan, bibit disirami.
- Bibit yang baik dan normal (sesuai standart) diangkut dengan truk. 1 truck ± 100 bbt/HK.
- Sampai dilokasi, diturunkan dibeberapa tempat (titik ecer) sesuai kebutuhan.
- Regu pengecer membawa bibit ketitik pancang, ingat cara mengangkat jangan dipegang lehernya tapi diangkat pada dasar polibag. Norma kerja 50 bbt/HK.
F. PERSIAPAN PENANAMAN
- Lubang tanam minimal 6 bulan setelah disisapkan untuk mengurangi keasaman tanah.
- Bibit harus setiap hari tanam ditransport kelapangan dan untuk pekerjaan tersebut harus kontinue agar pekerjaan menanam dapat berlangsung terus sepanjang keadaan curah hujan memungkinkan. Khusus untuk kebun-kebun yang berada di Aceh Barat dan Selatan pekerjaan menanam dapat berlangsung sepanjang tahun relatip tinggi (4000 mm per tahun ) kecuali musim kemarau bulan Juli/Agustus.
- Lubang tanam harus ditimbun terlebih dahulu sebelum ditanami dan dipadatkan dengan cara menginjak-nginjak. Waktu menimbun harus diperhatikan agar sub soil tetap berada dibagian gawah dan harus bebas dari rerumputan, sampah-sampah serta akar-akar.
- Agar penanaman jangan terlalu dalam, maka alat kontrol sewaktu menimbun lubang pertama digunakan bambu atau besi beton 3/8 ”.
- Setelah tinggi/bola tanah/putaran bibitan (35 cm) sesuai dengan sisa dalamnya lobang/setelah ditimbun pertama maka kantong plastik dikoyak dengan pisau cukur atau pisau tajam lalu bibitnya lalu bibitnya diletakan dengan hati-hati kedalam lubang tanam.
- Sebelum ditimbun terlebih dahulu perhatikan/disesuaikan dulu bibit tersebut dengan barisan tanaman dan untuk ini perlu/mutlak harus di senter kearah tiga jurusan.
- Apabila posisi/duduknya telah sesuai/cocok, maka lubang mulai ditimbun sekeliling bibit dengan tanah bekas galian lubang tanam tersebut lebih kurang setengah, kemudian diinjak-injak sampai padat. Perlu diawasi agar bola tanahnya jangan terinjak supanya jangan sampai pecah dan terjadi patah pinggang. Untuk mencegah patah pinggang tersebut, maka sewaktu transport bibit harus hati-hati.
- Kemudian lubang tanam dipenuhi dengan tanah bekas galian dan di injak-injak sampai padat sehingga timbunan tanah tersebut persis pada leher akar dan tanaman betul-betul kuat berdiri.
- Pada areal yang baru ditanam doyong/miring apabila terjadi angin kencang atau hujan lebat, untuk mengatasi ini perlu dipasang kaki tiga (tripoda)untuk menyokong tanaman tersebut. Selanjutnya harus ada kontrol perbaikan (pengukuhan) pokok-pokok donyong tersebut secara rutin.
- Piringan harus dibuka 1.8 – 2.0 meter dan selalu dalam keadaan bersih.
G. Menanam
Sehari sebelum penanaman, bibit sudah diecer kedalam blok bersama-sama dengan kantong yang berisi 150 g pupuk TSP dan 300 g pupuk Meister. Pemberian pupuk pospat pada dasar dinding lubang tanam dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan akar. Sebelum dilakukan penanaman, lubang tanam harus ditimbun dengan lapisan tanah bawah dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak, supaya penanamn bibit jangan terlalu dalam (terbenam) maka ketinggian tanah sewaktu penimbunan pertama ini harus dikontrol agar kedalamannya harus tersisa 35 cm lagi. Pengontrolan dapat dilakukan dengan bambu atau besi beton berdiameter 3/8” dengan panjang 35 cm.
Setelah lubang tanam ditimbun dan kedalamannya tinggal sekitar 35 cm (sesuai tinggi tanah dalam polybag), kantong plastik dikoyak dengan pisau, kemudian diletakan hati-hati dalam lubang. Sebelum ditimbun, possisi bibit harus diatur (di”senter”) sehingga daunnya menghadap kearah tiga jurusan (sistem matalima). Penimbunan likakukan dengan lapisan tanah atas dan injak-injak sampai padat sehingga timbunan tanah tersebut persis sejajar dengan leher akar dan tanaman dapat berdiri tegak. Perlu diperhatikan, agar bola tanah bibit jangan sampai terinjak (pecah) sehingga dapat terjadi ”patah pinggang”. Norma prestasi menanam berkisar 20-30 pokok/HK.
Kesalahan-kesalahan yang harus dihindari pada penanaman kelapa sawit sebagai berikut:
- Bibit ditanam terlalu dalam.
- Bibit ditanam terlalu tinggi.
- Bibit ditanam miring/tidak tegak.
- Tanah pada large bag (bola tanah) dipecah dan dibuang.
- Large bag dipotong dan ditiggal didalam lubang.
- Large bag tidak dibuka sebelum tanam.
Alternatif Lain
- Periksa kembali kedalaman lubang dibandingkan dengan tinggi polibag bibit, sesuai dengan cara menimbun/menggali lagi. Norma 15-20 bibit/hk.
- Taburkan pupuk RP 500 gr atau TSP 400 gr,1/2 dosis terlebih dahulu.
- Bibit dimiringkan, alas polibagnya disayat keliling dan ditarik.
- Bibit diturunkan ke dasar lubang, letaknya diserasikan dengan barisan tanaman.
- Sisi polibag kiri dan kanan disayat dari bawah ke atas, jangan dicabut dulu.
- Masukan tanah lapisan atas terlebih dahulu, sampai bola tanah tidaK goyang lagi, kemudian polibag ditarik pelan-pelan sambil tanah terus diisi sedikit demi sedikit sampai penuh/rata permukaannya.
- Kemudian didapatkan dengan diinjak-injak, sambil diperhatikan posisi bibit harus mata lima kesemua jurusan.
- Piringan dibuat keliling dengan diameter 1,0 meter.
- Sisa pupuk (1/2 dosis ) ditabur secara merata di piringan.
- Tancapkan pancang disisi tanaman dan bekas polibagnya diujung pancang.
- Sawit yang ditanam pada lembah yang curam seringkali mengalamai etiolasi. Untuk itu titik tanam awal berjarak horizontal 9 m dari pohon terakhir yang ditanam di tebing dan jarak selanjutnya mengikuti ketentuan standar.
- Bila titik tanam jatuh pada jalan atau parit, maka harus dipindahkan minimal 1,5 m dari pinggir jalan atau parit, dengan mempertimbangkan jarak pohon sawit yang berdekatan minimal 6 meter.
Jarak Tanam
( m )
|
Jarak Antar
Barisan ( m )
|
Jumlah
Pohon/Ha
|
Keterangan (untuk Menanam
Bahan Tanaman )
|
9,0
|
7,80
|
143
|
Berpelepah pendek
|
9,4
|
8,14
|
130
|
Batang besar,pelepah panjang
|
9,5
|
8,22
|
128
|
Batang besar,pelepah panjang
|
H. Peta Tanaman
- Setelah 1 – 2 minggu selesai menanam, dibuat peta tanaman/Raystaat.
- Norma tenaga kerja 1 HK/blok
- Alat :
- Formulir dengan sistim tanaman segitiga samasisi/chart well.
- Alat tulis.
- Cara :
- Pemetaan dilakukan blok per blok.
- Dimulai dari sudut blok, petugas pemetaan berjalan ditengah gawangan.
- Petakan dan beri tanda pada formulir, dengan tanda :
- 0 : tanaman ada.
- = : Pancang tak ditanam karena parit/lain-lain.
- Setelah selesai, 1 gawangan dibatas ujung blok petugas melanjutkan pemetaan dengan arah berbalik dan tetap memetakan gawangan per gawangan.
- Demikian seterusnya sampai selesai.
- Peta di check kembali 1 kali/tahun untuk inventarisasi tanaman.
I. Patok Blok
- Tiap – tiap blok di beri tanda batas blok dengan blok kayu atau beton bertulang.
- Patok ditempatkan pada 4 sudut blok.
- Informasi yang ditulis pada patok adalah :
No blok :
Tahun Tanam :
Luas Areal : ha
Bahan Tanaman :
- Penomoran blok ditulis warna putih dengan latar belakang merah
- Nama bahan tanaman :
- M : Marihat LS : Lonsum
- SC : Socfindo D : Dami
- DM : Dami Mas ASD : Costa Rica
- TC : Kultur Jaringan
J. Konsolidasi pokok doyong dan penyisipan.
Perawatan yang perlu dilakukan pada tanaman yang baru ditanam dilapangan hanya sedikit, disamping pekerjaan rutin. Pekerjaan rutin yang dimaksud yaitu pengendalian gulma, pemupukan dan ablasi (pembuangan infloressen bunga dan tandan buah yang masih muda).
Pekerjaan konsolidasi (menegakan pokok doyong hanya dilakukan 1 rotasi (setelah 1 minggu penanaman), bahjan tidak perlu dilakukan kecuali jika angin kencang dan hujan lebat setelah penanaman dilapangan. Terlalu sering melakun konsolidasi pokok dapat menyebabkan stagnasi karena akar yang baru terbentuk akan mudah rusak. Untuk mengatasi hal ini perlu dipasang kaki tiga (tripoda) untuk menyokong tanaman tersebut. Selanjutnya harus ada kontrol dan pengukuhan pokok-pokok doyong tersebut secara rutin.
Penyisipan merupakan suatu pekerjaan penting diperkebunan kelapa sawit supaya semua titik tanam hidup dan menghasilkan produksi per ha yang maksimal serta menekan pertumbuhan lalang dan gulma lainnya. Penyisipan harus dilakukan sedini mungkin, penyisipan yang terlambat akan menjadi sia-sia karena tanaman sisipan tersebut tidak dapat mengejar pertunbuhan tanaman awal. Pekerjaan awal sisipan yang terpenting yaitu sensus dan identifikasi pokok.
Prinsip palaksanaan teknis (bibit dan tanaman) penyisipan sama dengan pekerjaan penanaman, namun perencanaan, persiapan dan penguasaan teknisnya perlu lebih teliti karena pekerjaan ini mempunyai resiko kegagalan yang fatal, Sisipan sebenarnya merupakan inventasi ulang akibat kegagalan pekerjaan awal penanaman (rework). Olehkarena itu, penyisipan yang dilaksanakan harus menjamin kelangsungan hidup tanaman sampai dengan berproduksi.
Penyisipan pengganti pokok-pokok abnormal atau mati harus dilakukan pada saat TBM dan sudah selesai pada akhir tanhu ke 1 dan harus dipelihara secara intensif. Bibit yang ditanam untuk tanaman yang baru sebaiknya menggunakan bibit yang seumur dengan tanaman yang disisip. Pokok sisipan ditanam pada bekas tanaman yang sudah dibongkar supaya bariasan tanaman tetap lurus.
Wktu penyisipan sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan dan melakukan dengan mengantisipasi serangan hama dan panyakit yang mungkin terjadi. Penyisipan umumnya sudah harus selesai dilakukan 1 tahun setelah penanaman. Jumlah tanaman yang harus disisipkan dapat beragam karena kondisi cuaca dan cara penanaman, tetapi pada penanaman yang baik biasa tidak lebih dari 25%. Penyisipan termasuk menganti pokok yang mati dan pokok pokok abnormal yang ”lolos” dari seleksi di pembibitan.
II. Penanaman Kelapa Sawit di Tanah Gambut
Persiapan Penanaman di Tanah Gambut
- Drainase harus dibuat sesuai dengan kebutuhan
- Setelah drainase dibuat, sebaiknya areal dibiarkan minimal 6 bulan agar tanah mengalami penurunan dan pemadatan secara alami
- Pemadatan tanah pada jalur tanam dapat dilakukan secara mekanis minimal 2 kali (dengan cara dilindas bolak-balik) dilewati excavator PC 100 atau PC 200 tergantung kedalaman dan kematangan gambut
Lubang Tanam Di Tanah Gambut
- Pembuatan lubang tanam dilakukan setelah tanah pada jalur tanam dipadatkan. Lubang tanam dibuat secara mekanis dengan Preplant Compactor :
- Preplant Comapactor dipasang pada lengan excavator sebagai pengganti bucket excavator
- Preplant compactor diarahkan tepat pada titik tanam
- Pancang titik tanam menjadi as dari lubang titik tanam yang akan dibuat
- Setelah arah preplant compactor tepat pada titik tanam, lengan excavator menekan preplant compactor tersebut sampai seluruhnya masuk ke dalam tanah, kemudian di tarik kembali sehingga terbentuk lubang tanam sesuai dengan ukuran yang diinginkan
- Pada saat excavator membuat lubang tanam, kegiatan ini juga berfungsi untuk memadatkan jakur panen.
- Penanaman di areal yang tidak terlalu luas atau terpencar, pembuatan lubang dapat dilakukan secara manual dengan sistem lubang di dalam lubang (hole in hole)
- Tahap awal dibuat lubang dengan ukuran 120 cm x 100 cm x kedalaman 30 cm
- Pada bagian tengah lubang tanam dengan ukuran yang normal 60 cm x 60 cm x 40 cm
Rumus Jarak Tanam Kelapa Sawit dapat di download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar