Sabtu, 15 Juni 2013

BUDIDAYA TALAS DAN CARA MENANAM TALAS


budidaya talas, cara menanam talas

Ada beberapa tahapan untuk melakukan budidaya talas diantaranya: pengolahan tanah, pemilihan benih, penanaman, pemupukan, penyiraman, pnyiangan dan pembumbunan, pembuangan anakan dan stolon, dan pembuangan bunga. Untuk lebih jelas tahapan-tahapn tersebut akan dibahas satu persatu di bawah ini.

Pengolahan Tanah

Tanah memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman, maka untuk memaksimalkan hasil dari tanaman maka tanah harus benar-benar diolah supaya dapat memberikan hasil yang maksimal pada tanaman yang tanam di tanah tersebut.

Pengolahan tanah bisa menggunakan alat seperti cangkul, garpu, atau mesin traktor, tanah diolah sampai gembur dengan kedalaman 20-30 cm. selain itu, pengolahan tanah dimaksudkan untuk menyingkirkan rumput-rumput dan tanaman liar.

Kemudian setelah proses pembajakan sebaiknya tanah dibiarkan selam 3 hari, hal ini supaya proses pelapukan dan oksidasi bahan organic berlangsung lebih sempurna. Setelah itu tanah kemudian diratakan dan sekaligus pemberian jarak tanam yang disesuaikan dengan luas lahan yang ada.
Barisan sebaiknya mengarah ke timur agar matahari bisa menyinari tanaman secara merata. Barisan juga bisa dibuat bedengan dengan ketionggian gundukan 20 cm.

Pemilihan Benih

Ada beberapa cara untuk mengembangbiakan talas, diantaranya : dari biji, jaringan, anakan dan stolon, bonggol, dan mata tunas umbi. Di postingan kali ini akan di bahas langkah budidaya talas dengan menggunakan benih anakan, mata tunas umbi dan bonggol.

Anakan dan Stolon

Anakan bisa didapatkan dari tunas-tunas yang tumbuh berdekatan dengan pangkal pohon induk yang sudah dewasa atau dari ujung-ujung stolon. Anakan yang akan dijadikan bibit harus sudah cukup besar, umbinya sudah mulai berkembang dan tingginya 60-70 cm.

 Bibit lebih dahulu dipelihara di bedengan yang tanahnya diolah dengan baik dan diberi pupuk organic. Jarak tanam antar bibit berkisar 10-15 cm dan dirawat secara baik hingga berkembang agak besar dan siap ditanam di areal penanaman.

Untuk menjaga kelembaban, keseluruhan bedengan bisa ditutup dengan dedaunan atau diberi atap dari plastic tembus padang. Cara lainnya adalah dengan menabur bibit-bibit kecil (setelah sebagian daun dan umbinya dipotong) dalam kantung-kantung plastic berdiameter 7,5 cm di persemaian yang terbuka. Jaraknya berdempetan dan dirawat hingga berdaun 3-4 helai dan mencapai ketinggian sekitar 50 cm.

Bonggol

Budidaya talas dengan menggunakan bibit bonggol paling sering dilakuka oleh para  petani Indonesia. Yang dimaksud dengan bonggol adalah potongan bagian kepala umbi utama lengkap dengan pakal pelepah daun sepanjang kira-kira 30 cm. dengan cara ini, satu pohon talas hanya menghasilkan satu bibit saja.

Beberapa petani berpendapat bahwa pengembangbiakan melalui bonggol memberikan hasil yang lebih tinggi daripada melalui cara anakan dan stolon . namun cara ini tidak mampu memenuhi pola tanam secara luas, masal, dan komersial.

Mata Tunas Umbi

Letak mata tunas biasanya berada di permukaan umbi yang dilindungi oleh pelepah daun. Bila kuncup ujung dibuang atau mati, maka mata tunas berpeluang untuk berkembang.

Mata tunas ini bisa dirangsang dan dijadikan bibit. Caranya, umbi talas dipotong-potong serta diusahakan agar setiap potongan minimal memiliki satu mata tunas dan bagian umbi yang besarnya memadai,sehingga berat keseluruhan menjadi 25 gram.

Potongan umbi kemudian ditanam dalam nampan-nampan yang diisi tanah, pasir, dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk mencegah pembusukan, umbi dapat dibalur dengan fungisida dan diangin-anginkan selama  1-2 hari sebelum disemaikan.

Alas nampan sebaiknya diberi lubang supaya terterjadi genangan air. Kemudioan calon bibit perlu dirawat dengan baik, disiram sehari sekali dan ditutup dengan plastic transparan untuk menjaga kelembaban, namun sinar matahari masih bisa menembus.

Bila sudah muncul tunas sekitar 10-15 cm, sebaiknya segera dipindahkan ke persemaian dederan dengan jarak tanam 20-25 cm. bisa juga disemaikan dalam kantong plastic yang sesuai (berdiameter 7,5-10 cm) agar bisa tumbuuh pesat. Antar kantong diberi jarak agar bibit persemaian tumbuh sehat. Bibit bisa dipindahkan setelah mencapai ketinggian kira-kira 50 cm.

Cara Penanaman

Untuk penanaman bibit talas dilahan terbuka sebaiknya dilakukan pada waktu awal musim penghujan, karena tanaman talas sangat rentan dengan kekeringan. Apabila dalam penanam kekurangan air 2-3 hari maka bibit bisa mengalami kematian.

Bibit cabutan (anakan yang dipotong daunnya) dapat dibenamkan langsung pada lubang tanam sedalam mungkin hingga mendekati dasar lubanng. Jika bibit yang disemaikan dalam kantong plastic, maka plastic harus dibuang terlebih dahulu agar umbi dan akar tidak terganggu.

Untuk menjaga kelembaban tanah dan supaya tanah subur, maka lahan disekitar perakaran bisa diberi mulsa berupa jerami, potongan rumput kering, dedaunan, dan lain-lain.

Jika tidak turun hujan maka talas harus disiram secara teratur. Jika kekurangan air, talas bisa terganggu pertumbuhannya dan sulit untuk dipulihkan lagi, meskipun disiram dengan air yang banyak.

Pemupukan

Pemupukan awal dilakukan sebelum bibit ditanam. Pupuk kandang atau kompos sangat baik untuk pupuk awal, berikan satu cangkul pupu pada setiap lubang. Pemupukan juga bisa  diberikan dengan pupuk anorganik yang mengandung fosfat (ISP, dll) kalium (KCl, dll) sebagai tambahan. Disis yang diberikan 125 kg TSP dan 150 kg KCl, selain itu pupuk dengan unsure P da K bisa diberikan.

Pupuk kedua diberikan sekitar 4 minggu setelah penanaman, dengan pupuk urea dengan dosis sekitar 2 sendok makan per pohon atau 75 kg/ha. Pemupukan terakhir diberikan ketika tanaman  suda berumur 3 bulan dari penanaman. Pemupukan bisa diberikan pupuk urea dengan dosis 75 kg/ha dan KCl 150 kg/ha.

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan  sangat penting untuk menjaga proses pertumbuhan talas agar tetap baik, karena kalau gulma atau rumput disekitar tumbuh akan merebut jatah makanan tanaman talas. Proses penyiangan dilakukan 3 bulan setelah penanaman dilakukan.

Pembuangan Anakan dan Stolon

Pembuangan anakan atau stolon sangat penting dilakukan, hal ini untuk menjaga agar makanan induknya tidak terganggu. Akhirnya umbi pun tidak berkembang dengan maksimal.

Pembuangan anakan dan stolon harus dilakukan dengan hati-hati menggunakan pisau yang tajam, supaya tidak mengenai indukan. Kalau mengenai indukan akan mengakibatkan tumbuhnya bakteri pada tanaman tersebut.

Pembuangan anakan pada bagian umbi yang menempel, jauh sangat sulit dibanding dengan pembuangan stolon. Anakan pada umbi talas sangat banyak apabila menggunakan bibit talas bogor dibanding dengan bibit talas bentul yang lebih sedikit.

Pembuangan Bunga

Pembuangan bunga pada talas dimaksudkan untuk menjaga agar umbi yang dihasilkan dapat memiliki bentuk yang sempurna tidak cekung. Karena secara tidak langsung pembungaan yang diikuti terbentuknya buah akan menyedot cadangan makanan yang aada pada umbi.

Hama

Belalang dau, penanggulangannya dengan menyemprotkan pestisida dan menjaga kebersihan di areal tanam.

Ulat daun, penanggulangannya dengan menyemprotkkan pestisida, diantaranya Carbaryl, Dichorvos, Kuinalfos, Disulfan, dll.

Tungau, penanggulanggannya dengan menyempprotkan pestisida, seperti Azodrin, Galectron, Benlate dll
Penyakit

Hawar daun, penanggulangannya dengan menyemprotkan pestisida, menjaga kebersihan di area tanam, dan membakar daun yang terserang.

Busuk umbi, penanggulangannya dengan memilih bibit yang sehat tidak infeksi, rendam bibit dalam air yang diberi fungisida, memisahkan tanaman yang sakit atau dimusnahkan, jangan mengambil air dari lahan yang terinfeksi, dan apabila serangan cukup hebat, maka lahan jangan ditanami talas selama 3 musim tanam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar