Minggu, 16 Juni 2013

Budidaya Buah Rambutan

Rambutan – Budidaya Petani. Buah rambutan adalah buah yang segar rasannya, manis campur masam menambah kesegarannya. Berikut adalah Cara Budidaya Buah Rambutan.

SEJARAH SINGKAT RAMBUTAN
Rambutan (Nephelium sp.) merupakan tanaman buah hortikultural berupa pohon dengan famili Sapindacaeae. Tanaman buah tropis ini dlm bahasa Inggrisnya disebut Hairy Fruit berasal dari Indonesia. Hingga saat ini telah menyebar luar di daerah yg beriklim tropis seperti Filipina & negara-negara Amerika Latin & ditemukan pula di daratan yg mempunyai iklim sub-tropis.
JENIS TANAMAN RAMBUTAN
Dari survey yg telah dilakukan terdapat 22 jenis rambutan baik yg berasal dari galur murni maupun hasil okulasi atau penggabungan dari dua jenis dengan galur yg berbeda. Ciri-ciri yg membedakan setiap jenis rambutan dilihat dari sifat buah (dari daging buah, kandungan air, bentuk, warna kulit, panjang rambut). Dari sejumlah jenis rambutan diatas hanya beberapa varietas rambutan yg digemari orang & dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomis relatif tinggi diantaranya:
Rambutan Rapiah buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya tinggi, kulit berwarna hijau-kuning-merah tidak merata dengan beramut agak jarang, daging buah manis & agak kering, kenyal, ngelotok & daging buahnya tebal, dengan daya tahan dapat mencapai 6 hari setelah dipetik.
Rambutan Aceh Lebak bulus pohonnya tinggi & lebat buahnya dengan hasil rata-rata 160-170 ikat per pohon, kulit buah berwarna merah kuning, halus, rasanya segar manis-asam banyak air & ngelotok daya simpan 4 hari setelah dipetik, buah ini tahan dlm pengangkutan.
Rambutan Cimacan, kurang lebat buahnya dengan rata-rata hasil 90-170 ikat per pohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai merah tua, rambut kasar & agak jarang, rasa manis, sedikit berair tetapi kurang tahan dlm pengangkutan.
Rambutan Binjai yg merupakan salah satu rambutan yg terbaik di Indonesia dengan buah cukup besar, dengan kulit berwarna merah darah sampai merah tua rambut buah agak kasar & jarang, rasanya manis dengan asam sedikit, hasilbuah tidak selebat aceh lebak bulus tetapi daging buahnya ngelotok.
Rambutan Sinyonya, jenis rambutan ini lebat buahnya & banyak disukai terutama orang Tionghoa, dengan batang yg kuat cocok untuk diokulasi, warna kulit buah merah tua sampai merah anggur, dengan rambut halus & rapat, rasa buah manis asam, banyak berair, lembek & tidak ngelotok.

 Budidaya Buah Rambutan



MANFAAT TANAMAN RAMBUTAN
Tanaman buah rambutan sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya yg mempunyai gizi, zat tepung, sejenis gula yg mudah terlarut dlm air, zat protein & asam amino, zat lemak, zat enzim-enzim yg esensial & nonesensial, vitamin & zat mineral makro, mikro yg menyehatkan keluarga, tetapi ada pula sementara masyarakat yg memanfaatkan sebagai pohon pelindung di pekarangan, sebagai tanaman hias.
SENTRA PENANAMAN RAMBUTAN
Di Indonesia yg menjadi sentra penanaman rambutan adalah di Jawa khususnya yg sangat besar produksi buah rambutan antara lain di Bekasi, Kuningan, Malang, Probolinggo, Lumajang & di Garut.

5. SYARAT PERTUMBUHAN RAMBUTAN
5.1. Iklim
Dalam budidaya rambutan angin berperan dlm penyerbukan bunga.
Intensitas curah hujan yg dikehendaki oleh pohon rambutan berkisar antara 1.500-2.500 mm/tahun & merata sepanjang tahun
Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak dia terbit sampai tenggelam, intensitas pancaran sinar matahari erat kaitannya dengan suhu lingkungan.
Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 25°C yg diukur pada siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kempes).
Kelembaban udara yg dikehendaki cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah & sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yg rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman rambutan.
5.2. Media Tanam
Rambutan dapat tumbuh baik pada lahan yg subur & gembur serta sedikit mengandung pasir, juga dapat tumbuh baik pada tanah yg banyak mengandung bahan organik ataui pada tanah yg keadaan liat & sedikit pasir.
Pada dasarnya tingkat/derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia yaitu antara 6-6,7 & kalau kurang dari 5,5 perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.
Kandungan air dlm tanah idealnya yg diperlukan untuk penanaman pohon rambutan antara 100-150 cm dari permukaan tanah.
Pada dasarnya tanaman rambutan tidak tergantung pada letak & kondisi tanah, karena keadaan tanah dapat dibentuk sesuai dengan tata cara penanaman yg benar (dibuatkan bedengan) sesuai dengan petunjuk yg ada.
5.3. Ketinggian Tempat
Rambutan dapat tumbuh subur pada dataran rendah dengan ketinggian antara 30-500 m dpl. Pada ketinggian dibawah 30 m dpl rambutan dapat tumbuh namun tidak begitu baik hasilnya.

6. PEDOMAN BUDIDAYA RAMBUTAN
6.1. Pembibitan
Persyaratan Benih : Benih yg diambil biasanya dipilih dari benih-benih yg disukai oleh masyarakat konsumen antara lain: Rambutan Rapiah, Rambutan Aceh, Lebak bulus, Rambutan Cimacan, Rambutan, Rambutan Sinyonya.
Penyiapan Benih : Persiapan benih biji yg dipergunakan sebagai pohon pangkal setelah buah dikupas & diambil bijinya dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam) & biji siap disemaikan. Disamping itu dapat pula direndamdengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air & larutan asam yg terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% atau Asam Sulfat (H2S04) BJ = 1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air tawar yg bersih sebanyak 3 kali berulang dengan air yg mengalir selama 10 menit & dianginkan selama 24 jam. Untuk menghidari jamur biji dapat dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya.
Teknik Penyemaian Benih : Teknik penyemaian benih dipilih lahan yg gembur & mudah mendapat pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu mudah diawasi seperti: mencangkul tanah sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu & sisa pepohonan & benda keras lainnya. Kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur & buatkan bedang-bedeng yg berukuran 1-1,5 m lebar & tinggi sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dengan luas pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya panjang bedengan sekitar 10 m, dengan keadaan arah membujur dari Utara ke Selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari walaupun setelah diberi atap pelindung, dengan jarak antara bedeng 30 cm & untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yg sudah matang & benih siap disemaikan. Selain dengan melalui proses pengecambahan juga biji dapat langsung ditunggalkan pada bedeng-bedeng yg sudah disiapkan, untuk menyiapkan pohon pangkal lebih baik melalui proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam pada bedeng-bedeng yg berjarak 10 X 10 cm setelah berkecambah & berumur 1-1,5 bulan & sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka bibit dapat dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng penanaman.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Setelah bibit berkecambang & telah berumur 1-1,5 bulan disiram pagi sore, setelah kecambah dipindah ke bedeng pembibitan penyiraman cukup 1 kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari terbit, dengan menggunakan "gembor" supaya merata & tidak merusak bedengan & diusahakan air dapat menembus sedalam 3-4 cm dari permukaan. Kemudian dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur & dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yg tumbuh disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari serangan hama & penyakit, sampai umur kurang lebih 1 tahun persemaian yg dilakukan terhadap pohon baru setelah itu dapat dilakukan pengokulasian yg ditentukan dengan sistem Fokkert yg sudah disempurnakan yg sebelumnya daun-daun dirontokkan pada pohon induk yg telah dipilih mata kulitnya & kemudian setelah disiapkan tempat untuk penempelan mata kulit tersebut sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu tunas asli pada pohon induk yg telah ditempel dipangkas, kemudian rawat dengan penyiraman 2 kali sehari & mendangir serta membersihkan rumput-rumput yg ada disiangi, kemudian dapat juga diberi pupuk urea 10 gram untuk tiap 1 m² untuk 25 tanaman rambutan.
Pemindahan Bibit : Cara pemindahan bibit yg telah berkecambah atau di cangkok maupun diokulasi dapat dengan mencungkil/membuka plastik yg melekat pada media penanaman dengan cara hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak & dilakukan penyungkilan sekitar 5 cm & agar tumbuh akar lebih banyak maka dlm penanaman kembali akar tunggangnya dapat dipotong sedikit untuk menjaga penguapan kemudian lebar daun dipotong separuh serta keping yg menempel dibiarkan sebab berfungsi sebagai cadangan makanan sebelum dapat menerima makanan dari tanah yg baru. & ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak 30-40 cm & ditutupi dengan atap yg dipasang miring lebih tinggi di Timur dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata hari pagi.
6.2. Pengolahan Media Tanam
Persiapan : Pilihlah tanah yg subur, hindari daerah yg berkondisi tanahnya terlampau liat & tidak memiliki sirkulasi yg baik, meskipun pada daerah perbukitan tetapi tanahnya subur dengan cara membuat sengkedan (teras) pada bagian yg curam, kemudian untuk menggemburkan tanah perlu dibajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara merata.
Pembukaan Lahan. Tanah yg akan dipergunakan untuk kebun rambutan dikerjakan semua secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak & rerumputan dibuang & benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak/dicangkul. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dlm tetapi kalau dari hasil okulasi perlu pengolahan yg cukup dalam. Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 meter & kedalam disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yg kurang lancar. Tanah yg kurus & kurang humus atau tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yg dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting & dedaunan & kondisi ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya.
Pembentukan Bedengan. : Setelah tanah keadaan gembur & buatkan bedeng-bedengan yg berukuran 8 m lebar & tinggi sekitar 30 cm dengan perataan dasar atasnya guna menopang bibit yg akan ditanam, panjang disesuaikan dengan luas pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya panjang bedengan sekitar 10 m, dengan keadaan arah membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi walaupun setelah diberi atap pelindung, dengan jarak antara bedeng 1 m yg diharapkan untuk lalu-lintas para pekerja & dapat dipergunakan sebagai saluran air pembuangan, & untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yg sudah matang
Pengapuran : Pengapuran pada dataran yg berasal dari tambak & juga dataran yg baru terbentuk tidak bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu subur, setelah lobang-lobang itu digali dengan ukuran penanaman di pekarangan & dasarnya ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter untuk setiap lobang guna menetralkan pH tanah hingga mencapai 6-6,7 sebagai syarat tumbuhnya tanaman rambutan, setelah 1 minggu dari penaburan kapur diberi pupuk kandang supaya tanah menjadi subur.
Pemupukan : Setelah jangka waktu 1 minggu dari pemberian kapur pada lubang-lubang yg ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang sebanyak 25 kg (kurang lebih 1 blek) & setelah 1 minggu lahan baru siap untuk ditanami bibit rambutan yg telah jadi.
6.3. Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanaman : Penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam dengan jarak 10 x 10 cm setelah berkecambah & berumur 1-1,5 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 3 helai maka bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke dua dengan jarak 1-14 meter. Untuk menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dibuat atap yg berbentuk miring lebih tinggi ke Timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari pagi hari secara penuh.
Pembuatan Lubang Tanaman : Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yg telah siap untuk tempat penanaman bibit rambutan yg sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,5 m yg sebaiknya telah dipersiapkan 3-4 pekan sebelumnya & pada waktu penggalian tanah yg diatas & yg dibawah dipisahkan yg nantinya dipergunakan untuk penutup kembali lubang yg telah diberi tanaman, sedangkan jarak antar lubang sekitar 12-14 m.
Cara Penanaman : Setelah berlangsung selama 2 pekan lubang ditutup dengan susunan tanah seperti sedia kala & tanah yg bagian atas dikembalikan setelah dicampur dengan 3 blek (1 blek kurang lebih 20 liter) pupuk kandang yg sudah matang, & kira-kira 4 pekan & tanah yg berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru rambutan ditanam & tidak perlu terlalu dlm secukupnya, maksudnya batas antara akar & batang rambutan diusahakan setinggi permukaan tanah yg ada disekelilingnya.
Lain-lain : Pada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yg rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah Timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, & untuk atapnya dapat dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan & Penyulaman : Karena kondisi tanah telah gembur & mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan & harus disiangi sampai radius 1-2 m sekeliling tanaman rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan.
Perempalan : Agar supaya tanaman rambutan mendapatkan tajuk yg rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan peempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping untuk memperoleh tajuk yg seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, memperbanyak & mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara. Pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen buah berakhir dengan harapan muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya & hasil berikutnya dapat meningkat.
Pemupukan : Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman rambutan tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan:
Pada tahun ke 2 setelah penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 30 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea & 20 germ ZK dengan cara ditaburkan disekeliling pohon/dengan jalan menggali disekeliling pohon sedalam 30 cm selebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut & tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya.
Tahun berikutnya perlu dosis pemupukan perlu ditambah dengan komposisi 50 kg pupuk kandang, 60 kg TSP, 150 gr Urea & 250 gr ZK dengan cara pemupukan yg sama, apabila menggunakan pupuk NPK maka perbandingannya 15:15:15 dengan ukuran diantara 75-125 kg untuk setiap ha, & bila ditabur dlm musim hujan & dengan komposisi 250-350 kg apabila dilakukan saat awal musim penghujan
Pengairan & Penyiraman : Selama dua minggu pertama setelah bibit yg berasal dari cangkokan/okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi & sore. & minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman rambutan telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yg dapat dilakukan saat-saat diperlukan saja. & bila turunterlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan air.
Waktu Penyemprotan Pestisida : Guna mencegah kemungkinan tumbuhnya penyakit/hama karena kondisi cuaca/hewan-hewan perusak maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida umumnyadilakukan antara 15-20 hari sebelum panen & juga apabila kelembaban udara terlalu tinggi akan tumbuh cendawan, apabila musim penghujan mulai tiba perlu disemprot fungisida beberapa kali selama musim hujan pestisida & insektisida
Pemeliharaan Lain : Untuk memacu munculnya bunga rambutan diperlukan larutan KNO.... (Kalsium Nitrat) yg akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi KNO.... & juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) rambutan pada setiap stadium (tahap perkembangan) serta mempercepat pertumbuhan buah rambutan.
7. HAMA & PENYAKIT RAMBUTAN
7.1. Hama pada Daun
Hama tanaman rambutan berupa serangga seperti semut, kutu, kepik, kalong & bajing serta hama lainya seperti, keberadaan serangga ini dipengaruhi faktor lingkungan baik lingkungan biotik maupun abiotik. misal: ulat penggerek buah (Dichocricic punetiferalis) warna kecoklat-coklatan dengan ciri-ciri buah menjadi kering & berwarna hitam, Ulat penggerek batang (Indrabela sp) membuat kulit kayu & mampu membuat lobang sepanjang 30 cm, Ulat pemakan daun (Ploneta diducta/ulat keket) memakan daun-daun terutama pada musim kemarau. Ulat Jengkal (Berta chrysolineate) pemakan daun muda sehingga penggiran daun menjadi kering, keriting berwarna cokelat kuning.
7.2. Penyakit
Penyakit tanaman rambutan disebabkan organisme semacam ganggang (Cjhephaleusos sp) yg diserang umumnya daun tua & muncul pada musim hujan dengan ciri-ciri adanya bercak-bercak kecil dibagian atas daun disertai serat-serat halus berwarna jingga yg merupakan kumpulan sporanya. Ganggang Chaphaleuros kesimbiose dengan lumut kerek (lichen) & dapat dijumpai pada daun & batang rambutan, yg nampak seperti panu sehingga ranting yg diserang dapat mati; Penyakit akar putih disebabkan oleh cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus dengan tanda rizom berwarna putih yg menempel pada akar & apabila akar yg kena dikupas akan nampak warna kecoklatan.
7.3. Gulma
Segala macam tumbuhan pengganggu tanaman rambutan yg berbentuk rerumputan yg berada disekitar tanaman rambutan yg akan mengganggu pertumbuhan perkembangan bibit rambutan oleh sebab itu perlu dilakukan penyiangan secara rutin.

8. PANEN RAMBUTAN
8.1. Ciri & Umur Panen
Buah rambutan yg telah matang dengan ciri-ciri melihat warna yg disesuikan dengan jenis rambutan yg ada juga dengan mencium baunya serta yg terakhir dengan merasakan rambutan yg sudah masak dibandingkan dengan rambutan yg belum masak, dapat dipastikan bahwa pemanenan dilakukan sekitar bulan Nopember sampai Februari, juga dapat dipengaruhi musim kemarau atau musim penghujan.
8.2. Cara Panen
Cara pemanenan yg terbaik adalah dipetik beserta tungkalnya yg sudah matang (hanya yg sudah masak) sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak. Pemangkasan dilakukan sekaligus panen agar dapat bertunas kembali cepat berbuah apabila pemetikan tidak terjangkau dapat dilakukan dengan menggunakan galah untuk mengkait tangkai buah rambutan secara benar.
8.3. Periode Panen
Periode pemanenan buah rambutan dilakukan pada sekitar bulan Nopember sampai dengan Februari (masa musim penghujan). Dengan dicari buah yg masak & yg belum masak supaya ditinggal dulu & kemudian dipanen kembali
8.4. Prakiraan Produksi
Apabila penanganan & pemeliharaan semenjak pembibitan hingga panen dilakukan secara baik & benar serta memenuhi aturan yg ada maka dapat diperkirakan mendapatkan hasil yg maksimal. Setiap pohonnya dapat mencapai hasil minimal 0,10 kuintal, & maksimal dapan mencapai 1,75 kuintal setiap pohonnya.

9. PASCAPANEN RAMBUTAN
Pengumpulan : Setelah dilakukan pemanenan yg benar buah rambutan harus diikat secara baik, biasanya dikumpulkan tidak jauh dari lokasi pohon sehingga selesai pemanenan secara keseluruhan.
Penyortiran & Penggolongan : Tujuan penyortiran buah rambutan yg bagus agar harga jualnya tinggi, biasanya dipilih berdasarkan ukuran & mutunya, buah yg kecil tetapi baik mutunya dapat dicampur dengan buah yg besar dengan sama mutunya, yg biasanya dijual dlm bentuk ikatan & perlu diingat bahwa dlm 1 ikatan diusahakan sama besar & sama baik mutunya. & dilakukan sesuai dengan jenis rambutan, jangan dicampur adukkan dengan jenis yg lain.
Penyimpanan : Penyimpanan yg terbaik untuk mengawetkan buah rambutan biasanya dilakukan dengan jalan dibuat asinan/manisan & dimasukkan dlm kaleng/botol atau dapat juga dengan menggunakan kantong plastik. Hal ini dapat menjaga kesterlilan & ketahanan serta lama penyimpanannya.
Pengemasan & Pengangkutan : Hasil jual dapat tinggi tidak tergantung dari rasanya saja,tetapi pada kenampakandan cara pengikatannya,apabilaakan dijual tidak jauh dari lokasi maka cukup diikat & kemudian di angkut dengan kendaraan/dimasukkan dlm karung. Untuk pengiriman dengan jarak yg agak jauh (antar pulau) yg membutuhkan waktu hingga 2-3 hari lamanya perjalanan rambutan. Caranya di pak dengan menggunakan peti sebelum dipilih & di pak sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air sabun & dibilas kemudian dikeringkan, setelah dipisah dari tangkainya, apabila ada yg terkena jamur sebaiknya direndam dulu dengan larutan soda 1,5% selama 3-5 menit kemudian disikat dengan sikat yg lunak. Setelah itu disusun berderet berbentuk sudut terhadap sisi peti, yg sebelumnya dialasi dengan lumut/ sabut kelapa, setelah itu dilapisi dengan kertas minyak. Setelah penuh lapisan atas dilapisi lagi dengan kertas minyak & dengan sabut kelapa yg terakhir ditutup dengan papan, sebaiknya kedua sisi panjang dibentuk agak gembung, biasanya penempatan peti bagian yg pendek ditempatkan dibawah didalam perjalanan.Artikel lainnya ada di 



Perbedaan Lemak dan Minyak


Tulisan ini dibuat sebenarnya karena sedikit “tersentil” dengan betapa seringnya pertanyaan ini diajukan. Pertanyaan itu adalah “Apa sih bedanya lemak dan minyak?” Jawabannya pun sebenarnya sederhana saja, namun dibalik kesederhanaan itu, timbul beberapa pertanyaan lagi yang mengusik rasa keingintahuan saya. Namun, sebelum membahas lebih jauh perbedaan lemak dan minyak, alangkah lebih baiknya bila kita membahas terlebih dahulu (secara singkat) apa itu lemak dan minyak.
    Lemak dan Minyak adalah senyawa ester non-polar yang tidak larut dalam air, yang dihasilkan oleh tanaman dan hewan. Dalam pengolahan pangan, lemak dan minyak memiliki beberapa fungsi yang penting yaitu sebagai sumber energi, berkontribusi pada pembentukan tekstur dan mutu sensori produk pangan, medium pindah panas dalam proses penggorengan, serta pelarut bagi vitamin esensial larut lemak (A, D, E dan K).
    Lemak dan minyak ialah kelompok lipid sederhana dari ester gliserol yang disusun oleh asam lemak dan gliserin. Dalam struktur lemak dan minyak, molekul gliserin mengikat tiga rantai asam lemak dan membentuk senyawa ester yang bersifat non polar. Panjang struktur molekul lemak dan minyak tergantung pada jenis asam lemak yang terikat pada gliserin. Di bawah ini dapat kita lihat struktur kimia lemak/minyak.
Dan, akhirnya kita kembali pada pertanyaan awal, “Apakah perbedaan antara lemak dan minyak itu sendiri?”
      Sebagai mahasiswa teknologi pangan, saya sering mendapatkan pertanyaan tentang hal itu. Seperti yang kita tahu, perbedaan terletak pada wujudnya di suhu ruang, lemak berbentuk padat dan sebaliknya minyak berbentuk cair pada suhu ruang. Namun, apakah yang menyebabkan adanya perbedaan fisik tersebut?? Perbedaan fisik ini disebabkan oleh komposisi asam lemak penyusunnya. Lemak mengandung asam lemak jenuh lebih banyak, sedangkan minyak mengandung asam lemak tidak jenuh yang lebih banyak. Karena titik leleh lemak jenuh lebih tinggi dari lemak tidak jenuh maka lemak cenderung berbentuk padat, sedangkan minyak berbentuk cair pada suhu ruang.
    Titik leleh (melting point) merupakan sifat fisik dari asam lemak yang penting. Titik leleh menunjukkan suhu dimana lemak/minyak berubah fase dari fase padat menjadi fase cair. Titik leleh asam lemak akan menentukan titik leleh dan sifat kristalisasi dari lemak yang disusunnya. Titik leleh asam lemak dipengaruhi oleh panjang rantai karbon, jumlah ikatan rangkap dan konfigurasi cis dan trans.
  • Jumlah Atom Karbon
Titik leleh asam lemak akan semakin naik dengan meningkatnya jumlah atom karbon yang terikat. Pada jumlah atom karbon yang sama, titik leleh asam lemak dengan ikatan jenuh lebih tinggi dibandingkan dengan asam lemak tidak jenuh.
  • Jumlah ikatan rangkap
Semakin banyak jumlah ikatan tidak jenuh (ikatan rangkap) maka titik leleh akan semakin rendah. Sebagai contoh, titik leleh asam lemak C 18:0, C 18:1, C 18:2, dam C 18:3 berturut-turut ialah sebagai berikut 70°C, 16°C, -5°C dan -11°C.
  • Konfigurasi cis dan trans
Isomer asam lemak tidak jenuh dengan konfigurasi ciss memiliki titik leleh yang lebih rendah dibandingkan dengan konfigurasi trans, misalnya asam oleat (cis-9-Oktadekanoat) memiliki titik leleh 14°C, sedangkan asam elaidat (trans-9-Oktadekanoat) pada 43,7°C.
Terakhir, sifat fisik lemak dan minyak dari sumber yang berbeda umumnya berbeda karena perbedaan dalam proporsi asam lemak penyusunnya dan struktur kimia dari masing-masing trigliserida.
Jadi, (calon) food technologist-ers sudah dapat beberapa pencerahan kan? Jadi kalau ditanya “apa perbedaan lemak dan minyak?” jawabannya disempurnain jangan cuma “lemak bentuknya padat pada suhu ruang, dan minyak bentuknya cair pada suhu ruang”. Hehehe… :) 
Sumber : Kusnandar, Feri. 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. Dian Rakyat. Jakarta.
See you at my next post ! Jangan lupa komen yaaa !

Perbedaan NVP dan IRR


Present Value (NPV) merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari biaya-biaya. Menurut Kasmir (2003:157) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur investasi. Sedangkan menurut Ibrahim (2003:142) Net Present Value(NPV) merupakan net benefit yang telah di diskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor. Sementara Internal Rate of Return (IRR) menunjukkan bahwa tingkat bunga yang akan menghasilkan present value dari sebuah proyek atau usaha sama dengan nol. Halim (2003:140) memberikan definisi Internal Rate of Return (IRR) sebagai ” tingkat bunga yang dapat membuat Net Present Value dari sebuah usaha sama dengan nol, karena present value dari cash flowpada tingkat bunga tersebut sama dengan internal investasinya”.

 

Konser-Konser Musik Internasional di Jakarta


Kota Jakarta, tidak dapat dipungkiri telah menjadi suatu kota yang aktif dalam pergaulan bangsa-bangsa dunia. Terutama di bidang musik, yakni dalam hal penyelenggaraan konser-konser music musisi kelas dunia yang hampir semuanya diselenggarakan di Jakarta.
Jakarta, sebagai ibukota telah menjelma menjadi pusat semua kegiatan ekonomi. Arus perputaran uang sangat cepat terjadi. Masyarakat berbagai kalangan tinggal di Jakarta, dari kalangan jetset, menengah, hingga yang masih berada di level ekonomi bawah pun hidup di Jakarta. Berbagai aktivitas dilakukan di kota ini. Tak hanya sekedar aktivitas ekonomi dan perdagangan saja, perkantoran, bahkan aktivitas seni pun mulai menunjukkan geliatnya dalam arus perputaran ekonomi kota Jakarta.
Seni, semua manusia membutuhkannya. Sungguh tidak jujur bila seorang berkata dalam hidupnya dia tidak butuh seni. Karena hampir semua lingkungan di sekitarnya adalah seni. Guruh Soekarno Putra berkata “tanpa seni, dunia hampa”, ada benarnya.
Hal ini dilihat oleh para promoter music atau orang-orang yang bergerak dalam penyelenggaraan konser-konser music sebagai suatu peluang bisnis. Di tengah kehampaan rutinitas kerja Kota Jakarta pasti banyak menimbulkan rasa kejenuhan, terutama bagi para aktivisnya yang terdiri atas para eksekutif muda dan kalangan menengah atas dan salah satu penghilang rasa jenuh itu ialah performance music, dengan segala atraksi dan hiburan yang ditampilkan oleh para pekerja seni.
Selalu saya pertanyakan kenapa konser musisi kelas dunia selalu dan hampir selalu dilakukan di Jakarta. Mengapa tidak di Bandung? Kota saya saat ini sedang menimba ilmu sebagai mahasiswa. Karena hampir setiap konser dilakukan di Jakarta, hal ini menimbulkan kesulitan bagi saya, sebagai penikmat music untuk menonton konser yang saya inginkan di Jakarta di tengah rutinitas kuliah yang begitu padat.
Saya baru mengerti setelah saya melihat bahwa memang peluang menjadi penyelenggara konser di Jakarta cukup menggiurkan, terutama dari segi penjualan tiket yang tentu saja lebih mudah dilakukan di Jakarta, sebagai pusatnya. Harga tiket konser, seperti kita ketahui tidak terlalu murah. Untuk mendapatkan satu tiket kelas tribun, seorang penonton harus merogoh kocek minimal 350.000-500.000 (tergantung konsernya), dan untuk kelas diatasnya harus dirogoh kocek yang lebih dalam lagi. Saya mendengar dari teman saya, bahwa untuk mendapatkan satu tiket tribun Konser Hitman David Foster harus merogoh kocek hingga 1,3 juta. Angka yang fantastis untuk suatu tiket konser kelas tribun.
Hanya orang-orang kalangan menengah keatas sajalah yang dapat membelinya. Itu pointnya. Memang tidak semua kalangan menengah keatas tinggal di Jakarta, ada pula yang tinggal di Bandung dan kota-kota penyangga Jakarta, seperti Bekasi, Depok, Tangerang, Bogor. Namun, pada zaman dimana transportasi begitu mudah, tentu saja akan lebih mudah bila konser dilakukan di Jakarta, sebab begitu banyak kendaraan transportasi yang tersedia untuk menuju Jakarta. Apalagi setelah dibangunnya tol Cipularang. Banyak orang bilang, jarak Jakarta-Bandung hanya 2 jam saja.
Selain hal tersebut hal yang menndukung penyelenggaraan Konser di Jakarta ialah tersedianya berbagai Concert Hall berkapasitas besar untuk dijadikan lokasi konser. Diantaranya JCC, TIM, Gedung Kesenian Jakarta, Hailai, Tennis Indoor Senayan, Istrora dll. Rata-rata lokasi tersebut berlokasi strategis dan mudah dijangkau dengan catatan tidak terjadi kemacetan parah. Di Bandung saja saat ini, lokasi yang cocok dijadikan Concert Hall hanyalah Sabuga saja, yang digunakan untuk konser Maher Zein. Namun, lokasi Sabuga bisa dikatakan tidak strategis karena jauh dari pusat kota, akses tol dan rawan kemacetan.
Oleh karenanya wajar saja, bila Jakarta memang menjadi pusat konser musisi dunia. Hal ini patut kita syukuri pula, sebab setelah dilanda isu travel warning beberapa tahun lalu akibat peristiwa terror bom, bencana alam dll, Indonesia sepi konser musisi internasional. Bahkan para promoter pun mengeluhkan sulitnya mendatangkan artis/musisi Internasional ke Indonesia. Namun saat ini, musisi datang dan pergi dalam hitungan jam di Kota Jakarta, dengan perputaran uang dapat mencapai angka ratusan juta rupiah. Dalam hal ini, dapat diberi contoh Owl City, hanya tampil selama dua jam di Tennis Indoor Senayan Oktober lalu, berapa uang yang beputar selama konser itu?? Kota Jakarta telah menjadi kota transit bagi musisi Internasional. Luar biasa. So who is next??? J

Music Enthusiast


Mulai terpikir olehku sejak rabu itu, bahwa memang menjadi musisi bukanlah jalanku…
Rabu kelabu itu, aku merasa kemampuan bermusikku sungguh jauh dari harapan..
Bukan karena aku mudah menyerah, tapi rasanya entah kapan aku bisa mencapai levelnya..
Aku merasa begitu takut pada les music itu dengannya,, tampaknya music begitu menakutkan bagiku hari itu..
Sudah berkali-kali aku mengulang lagu karya Mozart, Minuet in F itu di depannya,, dan berkali-kali pula aku salah.. Ya salah,, hingga akhirnya kata-kata kasar keluar dari mulutnya,, dia langsung keluar ruangan dan memainkan entah apa di piano ruangan sebelah –yang sangat cepat..
Aku tak mau music yang seperti itu, aku memainkan music untuk membuat hatiku senang, bahagia, melepas beban-beban kuliah, bukan untuk menambah bebanku..
Lalu kutanyakan padanya, perlu waktu berapa lama baginya hingga memiliki kemampuan piano prima seperti itu, berapa waktu latihannya per hari,,
Sebagai mahasiswa jurusan music, dia bilang bahwa piano ialah segalanya untuknya.. dia akan rela berlatih berjam-jam demi menyempurnakan kemampuan pianonya itu, dari jam 7 pagi hingga jam 10 malam, terus-menerus berlatih, hingga akhirnya sakit…
Dan kusadari, tak kan sanggup aku seperti dia, walau aku pun snagat mencintai piano dan music,, sebab aku bukanlah mahasiswa music seperti dirinya,, jurusanku menuntut waktu yang banyak untuk mengerjakan berbagai tugas, jadwal kuliah yang padat dan sangat melelahkan dan tentunya tidak mungkin aku berlatih dengan jam seperti dia…
Dan sejak itu kusadari, mungkin menjadi musisi bukanlah jalan bagiku,, mencintai music tidaklah selalu harus menjadi musisi,, menjadi seorang music enthusiast, pengapresiasi berbagai karya music, mendukung karya-karya para musisi bermutu juga dapat menjadi jalan bagiku untuk menyalurkan kecintaanku kepada music, disamping tentu saja terus berlatih memainkan alat music, terutama piano dan keyboard…
Mencintai music tidaklah harus selalu menjadi musisi, dan tidaklah selalu harus kuliah music formal,, Ada berbagai cara lain untuk melakukannya!!

Analisis Kriteria Investasi dengan NPV dan IRR
Terdapat dua macam metode analisis investasi yang umum digunakan untuk menilai apakah suatu investasi akan dilakukan atau tidak. Instrumen tersebut adalah Net Present Value (NPV) dan yang kedua adalah Internal Rate of Return (IRR). Dalam melakukan investasi tentunya harus dilakukan perbandingan antara investasi yang satu dengan yang lainnya. Investasi terbaik akan didapat apabila NPV dan IRR sama-sama bernilai tinggi. Pada kasus tertentu sering dinyatakan bahwa IRR dengan nilai yang tinggi akan lebih menguntungkan daripada investasi dengan nilai IRR yang lebih rendah, walaupun demikian hal ini tidak selalu, karena nilai IRR umumnya sangat tergantung pada nilaidiscount factor yang berlaku.
1. Net Present Value (NPV) dan Present Value (PV)
Net Present Value (NPV) ialah net benefit yang telah didiskon dengan menggunakansocial oppurtunity cost sebagai diskon faktor. Dalam pengertian lain, NPV didefinisikan sebagai selisih antara investasi sekarang dengan nilai sekarang (present value/PV) dari proyeksi hasil-hasil bersih masa datang yang diharapkan. Adapun Present Value (PV) ialah nilai sekarang dari suatu jumlah uang dari proyeksi hasil bersih periode mendatang tanpa memperhitungkan nilai investasi sekarang atau original outlays (OO).
Pendekatan analisis investasi dengan metode NPV ialah dengan konsep cash flow (cash in/cash out).
Pada NPV, semua future cash flow dikonversikan menjadi suatu nilai ekuivalen pada waktu tahun ke nol dengan menggunakan teknik diskounting. NPV merupakan penjumlahan dari masing-masing present value (PV) dari net income yang diproyeksikan tiap tahun. Setiap future income didiskon, artinya dibagi dengan bilangan yang merepresentasikan oppurtunity cost dari modal yang dimiliki mulai tahun ke nol hingga tahun dimana income diterima atau dibelanjakan.
Rumus NPV :

Rumus NPV lainnya :

 Dimana : PV = Present value, OO = Original Outlays (investasi awal)
Kriteria yang dipergunakan dalam penilaian NPV adalah sebagai berikut :
1).     Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasi (return) usaha akan sama dengan tingkat bunga yang dipakai dalam analisis, atau dengan kata lain usaha tidak untung maupun rugi (impas).
2).     Jika NPV < 0, yakni bernilai negatif, maka investasi tersebut rugi atau hasilnya (return) di bawah tingkat bunga yang dipakai.
3).    Jika NPV > 0, yakni bernilai positif, maka investasi tersebut mengun-ungkan atau hasilnya (return) melebihi tingkat bunga yang dipakai.
Untuk membandingkan dua proyek yang mana akan dipilih dapat dilakukan dengan membandingkan kedua nilai NPV proyek, dimana NPV proyek yang lebih besar yang akan diambil.
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return ialah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = nol. Nilai IRR berkaitan dengan SOCC (Social Opportunity Cost of Capital) atau discount factor. Dalam hal ini berlaku :
  1. Jika IRR > SOCC, maka proyek dikatakan layak
  2. Jika IRR < SOCC, maka proyek tidak layak
  3. Jika IRR = SOCC, berarti proyek berada pada BEP.
Untuk menentukan besar nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount faktor kedua harus lebih besar dari SOCC dan sebaliknya. Nilai IRR berada diantara Nilai NPV positif dan nilai NPV negative, yaitu NPV = 0.

Analis kelayakan investasi Contoh 2 berdasarkan NPV dan IRR :
Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000, dengan biaya modal 18% per tahun.
1. Analisis Kelayakan Berdasarkan NPV
-Analisis NPV berdasarkan diagram cash flow :

P    = – 75.000.000 + 20.000.000(P/A, 18%,5) + 15.000.000(P/F, 18%,5)
= -75.000.000 + 62.544.000 + 6.556.500
= – 5.889.500
Nilai P merupakan nilai NPV, maka karena nilai NPV < 0 disimpulkan bahwa pergantian alat tidak feasible.
-Analisis NPV berdasarkan rumus :

Pembelian alat tidak feasible karena nilai PV lebih rendah dibandingkan nilai Original Outlays (OO) = Rp. 75.000.000
Bila dilihat nilai NPV, maka NPV = PV – OO = 69.100.059- 75.000.000 = -5.889.941 → NPV < 0, maka penggantian alat tidak layak.
2. Analisis Kelayakan Berdasarkan IRR
Dari Contoh 2, IRR merupakan tingkat bunga yang menyamakan antara harga beli asset (Original Outlays) dengan present value. Jadi untuk mendapatkan nilai PV = OO, harus dicari dengan menggunakan dua tingkat bunga. Tingkat bunga I menghasilkan PV < OO dan tingkat bunga II menghasilkan PV > OO. PV1 dengan Df = 18% berdasarkan perhitungan ialah Rp. 69.100.059. Karena NPV1 bernilai negatif, maka discount factorkedua harus lebih kecil dibanding SOCC. adapun PV2 dengan Df = 14 % perhitungangannya ialah sbb :


Maka NPV2 = 76.452.149 – 75.000.000 = 1.452.149
Maka nilai IRR-nya ialah sebagai berikut :

IRR = 18 + ((-5.899.500)/(-5.899.500-1.452.149)) x (18-14)
       = 18 + 0,8025 (-4) = 18 + (-3,21) = 14,79%
Nilai IRR < SOCC (yakni Df1 = 18%), maka proyek penggantian alat tidak feasible.

Latihan Soal Ekonomi Teknik

1. Biaya pemeliharaan dan pengoperasian mesin pada akhir tahun pertama adalah Rp. 155.000,00 dan naik tiap tahun sebesar Rp. 35.000,00 selama 8 tahun.
Berapakah uang yang harus disediakan sekarang untuk pengoprasian dan pemeliharaan mesin tersebut, jika dengan suku bunga diperhitungkan 6% per tahun?
Jawab:
F1= 155.000
F2= 190.000
F3= 225.000
F4= 260.000
F5= 295.000
F6= 330.000
F7= 365.000
F8= 400.000
P = F1(P/F,i,n) + F2(P/F,i,n) + F3(P/F,i,n) + F4(P/F,i,n) + F5(P/F,i,n) + F6(P/F,i,n) + F7(P/F,i,n) + F8(P/F,i,n)
P = F1(P/F,6%,1) + F2(P/F,6%,2) + F3(P/F,6%,3) + F4(P/F,6%,4) + F5(P/F,6%,5) + F6(P/F,6%,6) + F7(P/F,6%,7) + F8(P/F,6%,8)
P = 155.000 (0,9434) + 190.000 (0,8900) + 225.000 (0,8396) + 260.000 (0,7921) + 295.000 (0,7473) + 330.000 (0,7050) + 365.000 (0,6651) + 400.000 (0,6274)
P = Rp. 1.657.008,00

2.       Bapak Budi memutuskan untuk menabung sebesar  $8000 dalam 10 tahun dengan melakukan kegiatan menabung per tahun dengan bunga 4,5%, hari ini sudah 6 tahun berjalan dan bunganya telah naik menjadi 5,5%.
Berapa banyak dia dapat mengurangi setoran tabungannya hingga dapat mencapai jumlah yang ia cita-citakan?
Jawab:
F = 8000
A = F (A1/F, i, n) + F (A2/F,i,n)
A = 8000 (A1/F, 4,5%,6) + 8000 ( A2/F, 5,5%,6)
A= 8000 (0,1489) + 8000 (0,2303)
A = $ 3033,6

3.       Sebuah perusahaan membeli sebuah gedung tua, biaya perawatan dan perbaikan secara  berturut-turut diantisipasi sebagai berikut $20.000 pada tahun ke 1, $5000 pada tahun ke 5, $8000 pada tahun ke 10 dan $6000 pada tahun ke 15.
Jika perusahaan memperkirakan akan menggunakan gedung tersebut selama 20 tahun. berapa nilai rata-rata tahunan pada tahun terakhir dengan tingkat suku bunga 7%
Jawab:
F1=20.000                                                    F3=8000
F2=5000                                                         F4=6000
A = F1 (A/F1,i,n) + F2(A/F2,i,n) + F3 (A/F3,i,n) + F4 (A/F4,i,n)
A = F1 (A/F1,7%,19) + F2(A/F2,7%,15) + F3 (A/F3,7%,10) + F4 (A/F4,7%,5)
A = 20.000 (0,0268) + 5000 (0,0398) + 8000 (0,0724) + 6000 (0,1739)
A = $ 2357,6

Review Buku Wawasan, Tantangan dan Peluang Agrotechnopreneur Indonesia (Part 2)

Seperti yang telah saya katakan pada posting saya sebelumnya, saya akan melanjutkan review Buku Wawasan, Tantangan dan Peluang Agrotechnopreneur Indonesia. Review berikutnya merupakan part 2 buku ini yang terdiri atas kisah-kisah pengalaman sukses agrotechnopreneur di Indonesia dan tantangan agrotechnopreneur di Indonesia.
Bab 3 pada buku ini menjelaskan perjalanan dan kiat-kiat beberapa tokoh agrotechnopreneur yang berhasil memajukan usahanya di kawasan ASEAN, pengembangan bisnis yang pada awalnya khusus dibangun dengan berorientasi pada pasar dalam negeri hingga dapat dipasarkan ke pasar global. Berikut ini saya akan menuliskan beberapa kisah sukses tokoh agrotecgnopreneur Indonesia, yakni Bob Sadino dan Keluarga Sosrodjojo.
 “Memulai dari mencari apa yang diinginkan pasar bukan dimulai dari menanam di lahan, yang belum tentu ada pasarnya” –Bob Sadino
Bob Sadino merupakan bukan hanya seorang pionir agribisnis di Indonesia, namun beliau adalah innovator dan motivator. Bisnis beliau dirintis sepulangnya sebagai awak kapal di AS, dengan modal sendiri dan bantuan teman untuk memelihara 50 ekor ayam ras petelur. Penjualan dilakukan dari pintu ke pintu di daerah Kemang, Jakarta. Berkat ketekunannya beliau berhasil menggaet pelanggan para ekspatriat daerah Kemang. Dari keberhasilan tersebut, Bob membangun supermarket Kem Chicks, yang menjual beragam produk agribisnis dan agroindustri bermutu tinggi. Pengembangan agribisnisnya menggunakan format yang modern dan berfokus pada segmen menengah ke atas. Bob mampu meyakinkan konsumen karena komoditas dan produk yang dipasarkannya bermutu tinggi.
“Teh Botol dengan Invensi dan Inovasi Asli Indonesia”-Keluarga Sosrodjojo
Invensi dan inovasi yang dilaksanakan keluarga Sosrodjojo dalam bidang minuman teh manis dalam botol merupakan salah satu teknologi proses dalam agroindustri yang sangat membanggakan Indonesia. Inovasi awal pemasaran Teh Cap Botol dilakukan melalui program Cicip Rasa.  Dalam program tsb, Teh Cap Botol mulai diseduh untuk dicicipi pengunjung, serta diberikan sampel untuk dibawa pulang. Namun, karena waktu penyeduhan lama yakni 30 menit dan pengunjung tidak bisa dipertahankan keberadaanya, maka diciptakan inovasi baru.  Akhirnya ditemukan cara cukup sederhana dan efektig, yakni air teh yang telah diseduh dimasukkan ke dalam bool-botol yang telah dicuci. Pada tahun 1969, Keluarga Sosrodjojo menjual teh siap minum dalam kemasan botol. Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan yang semakin besar, teh botol tidak hanya dipasarkan di luar negeri, tetapi di luar negeri yakni di pasar ASEAN dan Timur Tengah. Kiat bisnis Keluarga Sosrodjojo adalah peduli terhadap kualitas, keamanan, kesehatan serta ramah lingkungan. Walau banyak tawaran akuisisi dari pihak perusahaan multinasional, tetapi hingga saat ini perusahaan tetap bertahan sebagai milik Keluarga Sosrodjojo dari Sleman, Indonesia.
Penyajian kisah-kisah sukses ini bertujuan agar pengalaman dan kiat-kiat keberhasilan mereka dapat menjadi inspirasi bagi para agrotechnopreneur Indonesia untuk memajukan agribisnis, agroindustri dan agroturisme Indonesia serta menjadi “lesson learned” bagi agrotechnopreneur muda Indonesia di masa mendatang.
Bab selanjutanya membahas mengenai tantangan dan peluang bisnis Agrotechnopreneur Indonesia. Permasalahan awal pengembangan Agrotechnopreneur di Indonesia disebabkan dampak krisis keuangan AS yang dimulai tahun 2006 mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi global secara signifikan. Walau demikian, dampak krisis keuangan global tidak terlalu berpengaruh di Indonesia maupun di RRC dan Cina yang masih memiliki tingkat perkembangan PDB positif. Walau demikian, krisis keuangan global berdampak pada melambatnya pertumbuhan ekonomi dan penurunan ekspor Indonesia.
Selain hal tersebut permasalahan yang dihadapi ialah permasalahan pertanian dan pangan di Indonesia yakni Indonesia yang belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan pangan sehingga dilakukan impor dengan nilai antara USD 4,0-6,0 miliar per tahun (BPS, 2009). Hal tersebut disebabkan terbatasnya kemajuan dalam revitalisasi pertanian yang disebabkan oleh keterlibatan masyarakat yang masih terbatas, inkonsistensi kebijakan, fokus program yang belum tuntas atau lambat dilaksanakan dan pelksanaan revitalisasi pertanian yang belum menyeluruh dan lebih terfokus pada komoditas-komoditas politik yang menimbulkan kecemasan pasokan saat terjadi kelangkaan produksi.
Pada buku ini dibahas mengenai tantangan dan peluang peningkatan kinerja agribisnis dalam beberapa bidang, diantaranya aribisnis sayuran dan buah-buahan, bencana alam, bisnis pupuk, peternakan, komoditas perikanan laut, bisnis rumput laut, furniture, bisnis pellet kayu dan bisnis energi alternatif. Saya tidak akan mereview semuanya, namun hanya pada beberapa yang saya anggap menarik yakni industri pellet kayu. Sebelumnya saya belum pernah mendengar mengenai prospek usaha bisnis ini, oleh karenanya saya tertarik untuk membahasnya.
Industri Pelet Kayu 
Pelet kayu adalah salah satu jenis kayu bakar, yang umumnya dibuat dari serbuk gergaji yang dipadatkan, Pelet kayu biasanya diproduksi sebagai bisnis tambahan dari industri penggergajian kayu atau industry kayu lainnya. Pelet kayu luar biasa padat dan kompak, kadar air dibawah 10%, mudah dibakar pada tungku pembakaran atau tanaur dengan efisiensi tinggi. Bentuk pellet kayu yang padat dan ringkas juga memudahkan untuk disimpan dan ditransportasikan. Dengan meroketnya harga minyak bumi, permintaan pellet kayu di negara-negara Eropa meningkat tajam. Penggunaan pellet kayu mengurangi biaya konsumsi energy 35-50% dibanding biaya konsumsi BBM.
Pada saat ini telah banyak diproduksi kompor pellet kayu dan boiler pellet kayu dengan efisiensi pembakaran yang tinggi, yakni diatas 90%. Pembakaran pelet kayu hanya menghasilkan emisi NOx dan Sox rendah, dan dianggap ramah lingkungan. Walau demikian masalah yang masih ada ialah timbulnya emisi debu halus.
Di Indonesia sendiri, pemerintah Indonesia telah mengabulkan permohonan pendirian pabrik pelet kayu di Wonosobo dengan nilai investasi USD 6 juta. Perusahaan tersebut memiliki lahan perkebunan kayu di Pulau Jawa dan Sumatra. Kapasitas produksi pabrik tersebut adalah 10 ton pelet kayu per jam. Perusahaan lainnya yang juga mendirikan pabrik pelet kayu ialah Medco Group dengan kapasitas produksi per tahu 200000 ton pelet kayu per tahun, dengan nilai investasi Rp. 922 miliar. Investasi pelet kayu di Indonsia dinilai masih luas pasarnya melimpah bahan bakunya menyebabkan industri ini memiliki prospek yang cukup cerah.
Demikianlah review mengenai buku Wawasan, Tantangan dan Peluang Agrotechnopreneur Indonesia ini baik part 1 maupun part 2. Diharapkan dari review tersebut dapat membuka wawasan anda sekalian yang membacanya untuk tertarik dalam memulai dan mengembangkan agribisnis dan agrotechnopreneurship di Indonesia karena di tengah persaingan global yang semakin ketat upaya untuk mengambangkan usaha berbasis agribisnis dan agroindustri dapat menjadi peluang sekaligus harapan bagi tercapainya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.
Sumber : E.Gumbira-Sa’id. 2010. Wawasan, Tantangan dan Peluang Agrotechnopreneur Indonesia. Bogor : IPB Press.
Sampai jumpa di review buku yang selanjutnya :)

Review Buku Wawasan, Tantangan dan Peluang Agrotechnopreneur Indonesia (Part 1)

“Entrepreneur are economic agents who transforms resources into goods and services, thereby creating an environment conducive to industrial growth” –Carl Menger (1871)
Ungkapan diatas merupakan salah satu petikan mengenai kewirausahaan banyak dibahas dalam buku ini. Dalam buku Wawasan, Tantangan dan Peluang Agrotechnopreneur Indonesia karangan E. Gumbira-Sa’id ini, penulis mengangkat tema mengenai Agrotechnopreneurship dalam buku ini. Agrotechnopreneur adalah wirausahawan dalam bidang agribisnis yang menggunakan teknologi sebagai faktor dalam mentaransformasikan sumber daya menjadi barang dan jasa dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri dalam perekonomian nasional.
Buku ini secara keseluruhan terdiri atas 4 bab yang membahas secara runtut mengenai konsepsi dasar agrotechnopreneurship, wawasan bisnis global bagi agrotechnopreneursip, pengalaman-pengalaman keberhasilan agrotechnopreneur ASEAN, dan tantangan serta peluang bisnis Agrotechnopreneur di Indonesia. Bab-bab tersebut dibahas secara padat dan berurut sehingga dapat dijadikan sebagai suatu bahan acuan bagi agrotechnopreneur di Indonesia.
Dalam bab pertama mengenai konsepsi dasar agrotechnipreneurship dijelaskan bahwa istilah agrotechnopreneuship sendiri baru muncul di awal tahun 2000-an. Istilah yang lebih awal muncul ialah Agribisnis yang mucul tahun 1956 kemudian disusul oleh istilah Agroindustri pada tahun 1980-an. Istilah agrotechnopreneur muncul karena marakya penggunaan istilah technopreneur di bidang bisnis berbasis teknologi. Berdasarkan batasannya, agropreneurship ialah berbaai upaya yang dilakukan pihak-pihak, khususnya wirausaha, dalam memanfaatkan peluang industry agribisnis (Brathwaite, 2009).
Istilah Agrotechnopreneur sangat terkait dengan Agropreneur. Untuk menjadi seorang Agrepreneur, seorang petani atau pihak lain harus menjamin bahwa komoditas atau produknya diberi nilai lebih tinggi oleh konsumen akhir, dengan suatu pendekatan bisnis. Seorang agrepreneur harus memiliki cara berpikir dan bertindak sebagai seorang wirausahawan. Agrotechnopreneur ialah Agropreneur yang berbasis teknologi.  Dari sudut pandang terminologi, agrotechnopreneurship ialah kemampuan dalam mengelola suatu usaha di sektor agribisnis/agroindustri melalui pemanfaatan teknologi serta mengedepankan inovasi dalam upaya pengembangan bisnisnya. Agrotechnopreneurship terdiri atas tiga komponen yang saling terkait, yaitu kapasitas litbang, kewirausahaan dan venture capital. Jadi, keberhasilan seorang Agrotechnopreneur ditentukan oleh 3 faktor, yakni inovasi, prospek dan pengembangan bisnis, serta penyediaan capital baik dana inisiasi maupun kapital lanjutan.

Dalam Bab kedua mengenai wawasan bisnis global dijelaskan bahwa dalam bisnis global yang kompetitif terdapat dua hal mendasar yakni para pelaku yang selalu mengutamakan profitabilitas tinggi serta memperoleh peningkatan pangsa pasar. Di lain pihak, konsumen menutamakan atribut manfaat fungsional dari sebuah produk seperti mutu, jaminan kesehatan, estetika, dan durability. Untuk menjembatan dua hal tersebut perlu dilakukan perancangan produk sebagai strategi dan seni dalam berbisnis (Art of business). Salah satu terobosan yang dimunculkan ialah teknologi yang memanfaatkan Prinsip-Prinsip Faktor Empat (Factor Four Principles) yang konsepnya menggunakan bahan baku setengahnya untuk meghasilkan nilai produk dua kalinya (2×2 =4). Konsep tersebut menfaatkan 3 landasan aktivitas dalam industry manufaktur, yaitu : teknologi, rekasa dan desain. Implementasinya dikenal dengan perancangan produk eko-efektif, ditujukan untuk menciptakan nilai produk tinggi, sekaligus penghematan sumber daya.
Dalam globalisasi, keunggulan yang harus dimiliki ialah keunggulan kompetitif, yang lahir dari pengusaha inovatif, bukan dari keunggulan komparatif yang nilai tambahnya kecil. Untuk memperoleh keberhasilan bisnis dari inovasi teknologi diperlukan pendekatan berbasis kompetensi terhadap manajemen teknologi, yang memerlukan analisis struktur organisasi dan prosesnya. Pengusaha yang inovatif akan mengintegrasikan perubahan secara inovatif pada teknologi, pasar dan organisasinya secara simultan dalam perencanaan strategisnya. Selain pengusaha yang inovatif juga diperlukan organisasi perusahaan yang inovatif dan sanggup bersaing di pasar global. Untuk membangun organisasi agribisnis dan agroindustri yang inovatif, pengusaha wajib memiliki visi, kemampuan memimpin dan memiliki keinginan inovasi yang kuat. Langkah berikutnya ialah membangun tim-tim kerja internal yang sinergis dan efektif.
Hal yang tidak kalah penting ialah permasalahan implementasi Good Governance di negara tersebut. Good governance terkait dengan pola dasar pemerintahan yakni transparansi, pertanggungjawaban yang jelas (accountability), pengimpelmentasian kebijakan, terutama yang berhubungan dengan perekonomian yang berorientasi pasar. Hal tersebut mengakibatkan berbagai keputusan yang menyangkut bisnis dan industry tidak didasarkan pada prinsip-prinsip yang tepat. Oleh karenanya implementasi konsep Good Governance di Indonesia perlu dilakukan secepat dan sebaik mungkin diantaranya untuk mengatasi ketimpangan seperti diberlakukannya perdagangan bebas dengan Cina.
Selain hal tersebut untuk dapat bersaing dalam bisnis global, inadonesia harus melakukan resturkturisasi industry yang seyogyanya ditujukan pada orientasi pembanguanan berkelanjutan. Slah satu alternatifnya ialah pembangunan kawasan industir berkelanjutan. Adanya kawasan industry berkelanjutan yang terintegrasi antara industry hulu dan hilir memnungkinkan adanya kemudahan proses alih teknologi. Apila dikaji berdasarkan prinsip fakto empat, kawasan industry berkelanjutan dapat meningkatkan efisiensi bisnis yang memperhatikan peningkatan nilai tambahm pelestarian sumber daya maupun lingkungan.
Hal yang juga tak kalah penting dalam bisnis global ialah ekofisiensi sarana kompetisi global yakni dengan adanya manajemen produksi bersih agar kelestarian bumi tetap dapat dipertahankan. Serta suatu tanggung jawab usaha (CSR) yakni peningkatan kesejahteraan semua pihak. Secara langsung, kinerja optimal dan keberhasiilan pemasaran meningkatakan penjualan, keuntungan, dan kesejahteraan karyawan dan perusahaan. Dengan analogi yang sama imbas peningkatan kesejahteraan perusahaan dan karyawan  berdampak pada penularan kesejahteraaan ekonomi masyarakat di sekitarnya dan di wilayah tempat usaha tersebut berada.
Demikian review part 1 yang akan berlanjut ke review  part 2 pada postingan saya selanjutnya……

Sebuah blog baru, semoga menjadi awal yang baik
Postingan pertama dari blog yang baru saya buat,,
Jujur, sebenarnya blog ini dibuat untuk tugas suatu mata kuliah atas permintaan dosen yang mengampu mata kuliah tersebut. Beliau berkata, blog ini akan “menampung” tugas-tugas rangkuman berbagai tugas bacaan yang beliau berikan setiap minggunya…
Menurut saya ini suatu hal baru dan saya merasa tertarik. Selama ini tugas merangkum berbagai mata kuliah dilakukan pada buku Campus dan ditulis tangan. Konvensional – dan melelahkan karena harus tulis tangan. Tapi mata kuliah yang satu ini berbeda. Dosen saya meminta mahasiswanya untuk menuliskan apa yang mereka baca dalam bentuk posting pada halaman blog.
Beliau berkata, terkadang suatu perusahaan melihat tingkat kredibilitas seseorang melalui media internet. Bila hasil pencarian (googling) orang tersebut menunjukkan  bahwa orang tersebut banyak membuat berbagai artikel  baik dalam media blog maupun media lainnya yang berisi analisis maupun informasi pengetahuan lainnya, maka orang tersebut dianggap kredibel. Hal ini tentunya berbeda bila hasil pencarian (googling) orang tersebut hanya menunjukkan tingkat keaktifan orang tersebut pada situs jejaring sosial saja.
Biasanya blog-blog yang pernah saya buat selama ini berisikan hal-hal yang kurang penting, pengalaman pribadi.   Namun, khusus pada blog ini saya akan memposting materi-materi  analisis bertemakan mengenai agroindustri, kewirausahaan, agroteknopreneur.  Blog yang mungkin akan menjadi blog paling berbobot yang saya buat.. :)
Semoga posting-posting saya yang selanjutnya akan bermanfaat.  Jadi nantikan posting saya selanjutnya :)